LUANGKAN WAKTU BERSAMANYA. Meskipun anda mempunyai beban kerja yang banyak, luangkanlah waktu untuk beramah tamah dan bercengkerama dengan istri anda.
Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah saw dimana beliau juga beramah tamah dan menghabiskan waktu bersama para istri beliau, meskipun pada saat itu beliau juga penuh dengan pekerjaan serta beban tanggung jawab yang sangat besar.
Kebersamaan dengan istri anda akan mengokohkan ikatan cinta anda berdua. Meskipun kebersamaan itu hanya beberapa menit saja dalam sehari, namun pengaruhnya sangat luar biasa dalam memberikan kebahagiaan bagi istri. Istri merasa dihargai dan diperhatikan sehingga tumbuh rasa percaya diri dalam diri istri bahwa suaminya sangat membutuhkannya.
BERMAINLAH BERSAMANYA
Mainkanlah suatu permainan ataupun selingan yang menggembirakan bersama istri anda. Hal ini dinyatakan dalam suatu hadits bahwa Rasulullah saw bersabda :
“ Semua hal yang didalamnya tidak menyebut nama Allah swt adalah suatu kesia-siaan, kecuali dalam empat hal : seorang laki-laki yang sedang bermain dengan istrinya, melatih kuda, membidik diantara dua sasaran, serta mengajarkan berenang “. (Al-Jaami’ish Shaghiir (no 4532), Sunan An-Nasa’i dalam Al-Usyrah (Qof II/74), Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir (II/89, no 1), Abu Nu’aim dalam Ahaadits Abil Qasim Al-Asham (Qof XVIII/17)
Agar kehidupan rumah tangga anda tidak terlalu monoton, selingi aktifitas anda berdua dengan senda gurau dan pupuk selera humor anda. Lakukan permainan dan perlombaan olahraga atau selainya, ajak dia menonton pertunjukan atau hiburan yang halal dan jauhilah hal-hal yang haram dari pilihan hiburan anda.
Dari Aisyah bahwasanya ia pernah bersama Rasulullah saw bersafar, dan tatkala itu ia masih gadis remaja (Aisyah berkata, aku tidak gemuk), maka Nabi saw berkata kepada para sahabatnya, “ Pergilah ke depan “, lalu mereka pun maju ke depan. Kemudian beliau berkata, “ Kemarilah Aisyah kita berlomba lari, maka aku pun berlomba dengannya dan aku mengalahkannya. Tatkala di kemudian hari aku bersafar bersama beliau lalu beliau berkata kepada para sahabatnya, “ Pergilah maju ke depan “ , kemudian ia berkata, “ Kemarilah
Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah saw dimana beliau juga beramah tamah dan menghabiskan waktu bersama para istri beliau, meskipun pada saat itu beliau juga penuh dengan pekerjaan serta beban tanggung jawab yang sangat besar.
Kebersamaan dengan istri anda akan mengokohkan ikatan cinta anda berdua. Meskipun kebersamaan itu hanya beberapa menit saja dalam sehari, namun pengaruhnya sangat luar biasa dalam memberikan kebahagiaan bagi istri. Istri merasa dihargai dan diperhatikan sehingga tumbuh rasa percaya diri dalam diri istri bahwa suaminya sangat membutuhkannya.
BERMAINLAH BERSAMANYA
Mainkanlah suatu permainan ataupun selingan yang menggembirakan bersama istri anda. Hal ini dinyatakan dalam suatu hadits bahwa Rasulullah saw bersabda :
“ Semua hal yang didalamnya tidak menyebut nama Allah swt adalah suatu kesia-siaan, kecuali dalam empat hal : seorang laki-laki yang sedang bermain dengan istrinya, melatih kuda, membidik diantara dua sasaran, serta mengajarkan berenang “. (Al-Jaami’ish Shaghiir (no 4532), Sunan An-Nasa’i dalam Al-Usyrah (Qof II/74), Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir (II/89, no 1), Abu Nu’aim dalam Ahaadits Abil Qasim Al-Asham (Qof XVIII/17)
Agar kehidupan rumah tangga anda tidak terlalu monoton, selingi aktifitas anda berdua dengan senda gurau dan pupuk selera humor anda. Lakukan permainan dan perlombaan olahraga atau selainya, ajak dia menonton pertunjukan atau hiburan yang halal dan jauhilah hal-hal yang haram dari pilihan hiburan anda.
Dari Aisyah bahwasanya ia pernah bersama Rasulullah saw bersafar, dan tatkala itu ia masih gadis remaja (Aisyah berkata, aku tidak gemuk), maka Nabi saw berkata kepada para sahabatnya, “ Pergilah ke depan “, lalu mereka pun maju ke depan. Kemudian beliau berkata, “ Kemarilah Aisyah kita berlomba lari, maka aku pun berlomba dengannya dan aku mengalahkannya. Tatkala di kemudian hari aku bersafar bersama beliau lalu beliau berkata kepada para sahabatnya, “ Pergilah maju ke depan “ , kemudian ia berkata, “ Kemarilah
Aisyah kita berlomba lari “, dan aku telah lupa perlombaan yang dulu dan tatkala itu aku sudah gemuk. Maka aku pun berkata, “ Bagaimana aku bisa mengalahkanmu wahai Rasulullah saw sedangkan kondisiku sekarang seperti ini ? Rasulullah saw berkata, “ Engkau akan berlomba denganku “ , maka aku pun berlomba dengannya lalu Rasulullah saw mendahuluiku, kemudian beliaupun tertawa dan berkata, ini untuk kekalahanku yang dulu (Syaik Al-Albani berkata, “ Di keluarkan oleh Al-Humaidi di musnadnya, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ath Thabrani, dan isnadnya shahih sebagaimana perkataan Al-Iroqi dalam Takhrij Al-Ihya (Adabuz Zifaf hal 204)
BERMUSYAWARAH SELALU DENGAN ISTRI
Bermusyawarahlah selalu dengan istri anda, dalam setiap permasalahan. Pendapat yang di sampaikan Ummu Salamah kepada Rasulullah saw pada saat perjanjian Hudaibiyyah adalah suatu kejadian yang sangat terkenal. Hal ini merupakan cara yang di contohkan oleh Rasulullah saw untuk bermusyawarah dengan para istri dan para sahabat beliau.
Biasakan bermusyawarah khususnya dalam memecahkan persoalan keluarga. Buat dia merasa, bahwa pendapatnya adalah amat penting bagi anda. Oleh karena itu anda harus mempelajari dan mendengarkan pendapatnya dengan seksama dan anda harus rela meninggalkan pendapat anda, serta mengikuti pendapatnya, bila pendapatnya itu benar dan lebih baik.
Sudah selayaknya kehidupan rumah tangga menjadi wadah kerja sama antara seorang suami dan istrinya. Tak salah bila seorang suami bertukar fikiran dengan istrinya menghadapi problema yang ada atau sekedar mengeluhkan beban masalah yang dipikulnya. Kesulitan yang dihadapi mungkin bisa terjawab dengan masukan dari sang istri. Apalagi bila istrinya seorang yang cerdas dan berfikir lurus, atau pun istrinya bisa memberikan kata-kata menghibur yang dapat menenangkan jiwanya.
Bukankah Allah swt telah berfirman : “ Dan perkara mereka dimusyawarakan diantara mereka “ (QS.Asy-Syura : 38)
Yaitu mereka memusyawarakan tentang permasalahan diantara mereka, tidak bersikap terburu-buru atau tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan mereka tidak menuruti pendapat mereka sendiri. Adalah kebiasaan Rasulullah saw mengajak para sahabatnya dalam urusan-urusan beliau dan Allah swt perintahkan hal ini kepada beliau dalam firman-Nya :
“ Dan ajaklah mereka musyawarah dalam urusan-urusan yang ada “. (Fathul Qadir, 4/462)
Rasul tidaklah menyepelehkan keberadaan seorang istri di sisinya. Bila memang diperlukan, beliau Saw juga mengajak musyawarah istrinya, menceritakan permasalahan yang beliau hadapi serta memerhatikan saran istrinya. Sebagai contoh saat beliau mendapatkan wahyu yang pertama, beliau pun berkisah kepada Khadijah. http://www.reportaseterkini.net/
BERMUSYAWARAH SELALU DENGAN ISTRI
Bermusyawarahlah selalu dengan istri anda, dalam setiap permasalahan. Pendapat yang di sampaikan Ummu Salamah kepada Rasulullah saw pada saat perjanjian Hudaibiyyah adalah suatu kejadian yang sangat terkenal. Hal ini merupakan cara yang di contohkan oleh Rasulullah saw untuk bermusyawarah dengan para istri dan para sahabat beliau.
Biasakan bermusyawarah khususnya dalam memecahkan persoalan keluarga. Buat dia merasa, bahwa pendapatnya adalah amat penting bagi anda. Oleh karena itu anda harus mempelajari dan mendengarkan pendapatnya dengan seksama dan anda harus rela meninggalkan pendapat anda, serta mengikuti pendapatnya, bila pendapatnya itu benar dan lebih baik.
Sudah selayaknya kehidupan rumah tangga menjadi wadah kerja sama antara seorang suami dan istrinya. Tak salah bila seorang suami bertukar fikiran dengan istrinya menghadapi problema yang ada atau sekedar mengeluhkan beban masalah yang dipikulnya. Kesulitan yang dihadapi mungkin bisa terjawab dengan masukan dari sang istri. Apalagi bila istrinya seorang yang cerdas dan berfikir lurus, atau pun istrinya bisa memberikan kata-kata menghibur yang dapat menenangkan jiwanya.
Bukankah Allah swt telah berfirman : “ Dan perkara mereka dimusyawarakan diantara mereka “ (QS.Asy-Syura : 38)
Yaitu mereka memusyawarakan tentang permasalahan diantara mereka, tidak bersikap terburu-buru atau tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan mereka tidak menuruti pendapat mereka sendiri. Adalah kebiasaan Rasulullah saw mengajak para sahabatnya dalam urusan-urusan beliau dan Allah swt perintahkan hal ini kepada beliau dalam firman-Nya :
“ Dan ajaklah mereka musyawarah dalam urusan-urusan yang ada “. (Fathul Qadir, 4/462)
Rasul tidaklah menyepelehkan keberadaan seorang istri di sisinya. Bila memang diperlukan, beliau Saw juga mengajak musyawarah istrinya, menceritakan permasalahan yang beliau hadapi serta memerhatikan saran istrinya. Sebagai contoh saat beliau mendapatkan wahyu yang pertama, beliau pun berkisah kepada Khadijah. http://www.reportaseterkini.net/
0 comments:
Post a Comment