Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut "realisasi peradaban Islam" sebagai tujuan Revolusi Islam. Hal ini diungkapkan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Tinggi Pusat Keteladanan Islam-Iran Progresif di Tehran, Senin (25/4/2016).
Dalam pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei membagi tujuan-tujuan Revolusi Islam menjadi lima tahap, di mana realisasi peradaban Islam adalah tahap terakhir dari lima tujuan itu. Menurut Rahbar, tahap pertama dari proses ini adalah pembentukan Revolusi Islam dan setelah itu langsung penetapan sistem yang Islami, di mana penciptaan sistem yang Islami ini adalah salah satu kompetensi Imam Khomeini (ra), Pendiri Republik Islam Iran.
Tahap ketiga dari tujuan-tujuan Revolusi Islam–menurut pandangan Rahbar– adalah membentuk pemerintahan Islam, yaitu sebuah pemerintahan yang dibangun atas parameter yang benar-benar Islami dan didasarkan pada kriteria yang sepenuhnya Islam. Selama tahap ini belum terwujud, maka tidak akan sampai kepada "pembentukan masyarakat yang Islami." Artinya, kita tidak akan memiliki komunitas Islam dengan gaya hidup yang Islami.
Menurut Ayatullah Khamenei, tahap terakhir dari lima tahap tujuan Revolusi Islam adalah realisasi "peradaban Islam." Namun peradaban Islam tidak memiliki agenda ekspansionis, melainkan seruan untuk pendekatan ideologis guna memenuhi kebutuhan sosial dan spiritual bangsa-bangsa Muslim.
Pasca Perang Dunia II, salah satu perhatian utama berbagai negara terutama negara-negara yang terbebas dari penjajahan Barat adalah cara memilih jalur menuju pertumbuhan ekonomi dan mencapai keadilan sosial. Di masa itu, ada dua pandangan umum yang ditawarkan untuk pembangunan; yaitu masuk ke lingkaran sistem kapitalis dan bergabung dengan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Komunisme berakhir pada akhir dekade 1980-an dan Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara. Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin terakhir Uni Soviet meletakkan reformasi ekonomi berdasarkan liberalisme, namun jalur yang dipilihnya ini ternyata justru mempercepat proses tumbangnya Uni Soviet.
Di masa itu, Imam Khomeini (ra), Pencetus Revolusi Islam mengirim sebuah surat kepada Gorbachev dan menyinggung jalur liberalisme yang dipilih pemimpin Uni Soviet ini untuk menerapkan reformasi ekonomi.
Imam Khomeini kepada Gorbachev menulis, jika Anda ingin memecahkan simpul-simpul ekonomi sosialis dan komunis dengan berlindung kepada pusat kapitaslisme Barat, maka alih-alih Anda dapat mengakhiri penderitaan masyarakat Anda, namun orang lain justru harus datang dan menebus kesalahan-kesalahan Anda. Sebab, hari ini Marxisme telah menemui jalan buntu dan dunia Barat juga tertimpa masalah, namun dalam bentuk lain.
Prediksi Imam Khomeini tentang Uni Soviet telah terjadi. Sementara mengenai sistem kapitalis dan keretakan mendalam ekonomi, sosial di mayoritas negara kapitalis telah membuktikan kebenaran pandangan Pendiri Republik Islam Iran itu.
Ayatullah Khamenei menyebut kondisi buruk sebagian negara yang mengejar model sistem kapitalis –seperti terbebaninya dengan hutang besar, pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sosial parah– sebagai tanda inefisiensi sistem itu.
Rahbar menuturkan, masyarakat ini memiliki kemajuan-kemajuan, namun kemajuan-kemajuan itu belum menembus jauh ke dalam masyarakat dan belum berujung kepada moral, keadilan, spiritual dan keamanan. Oleh karena itu, Iran harus mendefinisikan dan menyampaikan model kemajuan pribuminya dengan bersandar kepada prinsip-prinsip Islam dan kebudayaan Iran.
Iran telah menyajikan model baru pembangunan dan kemajuan kepada dunia. Imam Khomeini (ra) dalam suratnya kepada Gorbachev menulis, "Kami meminta Anda untuk meneliti Islam dengan serius. Ini bukan karena kebutuhan Islam dan Muslimin kepada Anda, namun untuk nilai-nilai universal Islam, yang dapat menjadi sarana keselamatan bagi semua bangsa."
Model pengembangan dan kemajuan Iran yang Islami hingga sekarang masih memerlukan wacana meski telah berlalu selama sekitar 37 tahun dari kemenangan Revolusi Islam. Salah satu alasan dibentuknya pusat model Islam-Iran yang maju adalah terkait kebutuhan tersebut. http://indonesian.irib.ir/editorial
0 comments:
Post a Comment